Ternak bebek petelur merupakan salah satu upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat yang menjanjikan keuntungan. Selain ayam, bebek juga menjadi unggas yang menghasilkan telur dengan nilai jual tinggi dan kandungan nutrisi yang lebih kaya dibanding telur ayam, sehingga permintaan terhadap telur bebek terus meningkat, bahkan hingga pasar ekspor. Selain itu, budidaya bebek petelur relatif mudah dilakukan, sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengelola usaha ternak secara mandiri.
Melihat potensi ini, Asian Agri tergerak untuk memberikan bantuan berupa bibit bebek petelur dalam rangka mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah Jambi dan Sumatra Utara.
Prinsip pemberdayaan yang diusung oleh Asian Agri sejalan dengan pepatah yang mengatakan, “Berikan seseorang ikan, Anda memberinya makan untuk sehari; ajari dia memancing, maka Anda memberinya makan untuk seumur hidup.” Bantuan ini tidak hanya berfokus pada bantuan sesaat, tetapi memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memiliki sumber penghasilan jangka panjang yang berkelanjutan.
Bebek Petelur sebagai Sumber Penghasilan Baru
Program pemberdayaan ini menyasar masyarakat kurang mampu di beberapa desa di Jambi dan Sumatra Utara. Sebanyak 450 bibit bebek petelur dibagikan ke desa-desa tersebut, dengan harapan agar masyarakat dapat memulai usaha yang berkelanjutan. Alih-alih memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok yang bersifat sementara, Asian Agri berupaya memberikan sarana yang dapat menghasilkan pendapatan jangka panjang.
Awalnya, program ini mendapat tantangan karena masyarakat terbiasa menerima bantuan dalam bentuk bahan makanan. Namun, dengan pendekatan edukasi tentang pentingnya memiliki sumber pendapatan yang berkelanjutan, masyarakat akhirnya berani mencoba ternak bebek petelur.
Langkah-Langkah Budidaya Bebek Petelur
Budidaya bebek petelur bisa dimulai dengan langkah-langkah sederhana yang dapat dipelajari oleh masyarakat, seperti:
-
Kandang: Kandang yang ideal untuk 100 ekor bebek memiliki ukuran sekitar 4 x 12 meter. Jenis kandang dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan, termasuk ketinggian kandang dan bahan dinding utama.
-
Bibit Bebek: Bibit unggul yang dibagikan berumur sekitar lima bulan, dan diperkirakan akan mulai bertelur dalam waktu 20 hari setelah didistribusikan.
-
Pakan Bebek: Pemberian pakan yang kaya nutrisi sangat penting untuk menunjang produksi telur yang optimal. Asian Agri juga memberikan subsidi pakan hingga bebek dapat menghasilkan telur secara konsisten.
-
Perawatan Bebek: Untuk memastikan bebek dipelihara dengan baik, Karang Taruna setempat dilibatkan dalam proses perawatan, sehingga pemeliharaan berjalan efektif.
-
Panen dan Pengolahan Telur: Selain produksi telur, masyarakat juga dilatih untuk mengolah telur bebek menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih, seperti telur asin.
Sinergi Komunitas dalam Pengelolaan Bebek Petelur
Program ini tidak hanya memberikan dampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga membangun sinergi antar elemen masyarakat. Karang Taruna setempat bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Koperasi Unit Desa (KUD) turut berperan dalam pengelolaan peternakan. Sinergi ini mencakup berbagai aspek mulai dari pemberian pakan, pembangunan dan perawatan kandang, hingga pengelolaan hasil panen.
Manajer Kebun, Qaddafi Panjaitan, menambahkan bahwa sistem bagi hasil 50:50 diterapkan antara penerima manfaat dan anggota Karang Taruna dari hasil penjualan telur bebek. Gotong royong dan kerja sama ini menjadi kunci sukses program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas, membantu masyarakat membangun jaringan usaha yang lebih luas.